Sistem Transmisi

Sistem Transmisi
Pusat listrik atau sentral umumnya terletak jauh dari pemakai tenaga
listrik. Karena itu tenaga listrik disalurkan melalui kawat transmisi ke pemakai
tenaga listrik. Bagian dari sistem tenaga listrik adalah:

1. Pembangkit Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibangkitkan oleh generator pada pusat listrik tenaga
(PLT). Macam – macam PLT yang ada dan dikembangkan di Indonesia
seperti:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
b. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
c. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
d. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
e. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU),
f. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

2. Transformator Daya
Tegangan listrik yang dibangkitkan pada pusat pembangkit pada
umumnya antara 6 KV sampai 24 KV (T.S. Hutauruk, 1985:1). Untuk
menaikkan tegangan tersebut menjadi 30 KV sampai dengan 500 KV,
dibutuhkan transformator daya yaitu transformator penaik tegangan (step
up). Tujuan dari penggunaan tegangan yang lebih tinggi ini adalah untuk
memperkecil rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran.

3. Jaring/Saluran Transmisi
Ada dua kategori saluran transmisi, yaitu: saluran udara (overhead
lines) dan saluran kabel tanah (underground cable). Saluran udara
menyalurkan tenaga listrik melalui kawat telanjang yang digantung pada
menara atau tiang transmisi dengan perantara isolator, sedangkan kabel
tanah menyalurkan tenaga listrik melalui kabel yang ditanam di bawah
permukaan tanah. 

4. Gardu Induk
Gardu induk digunakan sebagai transformasi tenaga listrik tegangan
tinggi 500 KV menjadi tegangan tinggi 150 KV atau dari tegangan tinggi
150 KV menjadi tegangan menengah 20 KV. Proses transformasi ini
menggunakan transformator penurun tegangan (step down).

5. Jaring Distribusi Primer
Digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dengan tegangan
menengah 20 KV.

6. Transformator Distribusi
Transformator distribusi menggunakan transformator jenis step down
untuk menurunkan tegangan menengah 20 KV menjadi tegangan rendah
220 V. Transformator distribusi ini terpasang sepanjang jaring distribusi
primer.

7. Jaring Distribusi Skunder
Berfungsi menyalurkan tegangan rendah 220 V untuk digunakan
oleh konsumen (masyarakat perumahan).
Yang termasuk dalam sistem transmisi adalah nomor 2, 3, dan 4,
sedangkan yang termasuk dalam sistem distribusi adalah nomor 5, 6, dan 7.
Tugas sistem transmisi adalah menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah
besar ke pusat beban atau perusahaan – perusahaan pemakai tenaga listrik
dalam jumlah besar. Sedangkan sistem distribusi adalah menyalurkan tenaga
listrik dari gardu induk ke pemakai tenaga listrik dalam jumlah yang lebih
kecil dari sistem transmisi.
Sistem transmisi yang biasa dipakai untuk menyalurkan tenaga listrik
dalam jumlah besar adalah sistem transmisi arus bolak – balik 3 fasa, saluran
udara. Pada sistem transmisi saluran udara, kawat – kawat digantung pada
suatu tiang atau menara. Tegangan sistem transmisi adalah 30 KV sampai 700
KV. Adapun tegangan transmisi yang banyak digunakan di Indonesia adalah
dengan tegangan tinggi 150 KV dan dan tegangan ekstra tinggi 500 KV.
Dalam membuat rencana penyaluran tenaga listrik, harus diperhatikan:
1. pemilihan tegangan 
2. pemilihan jenis kawat dan penampang kawat
3. pemilihan sistem perlindungan terhadap gangguan – gangguan
4. kontinuitas penyaluran tenaga listrik
5. pembebasan tanah yang dilalui
Namun, dari semua faktor tersebut, masih ada faktor yang menentukan
yaitu faktor ekonomis.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer